Penanganan Yunaifah TKI asal Malang

Malang 28 April 2010.

Pada tanggal tersebut, kami kedatangan keluarga BMI bermasalah diluar negri selama sembilan tahun kurang lebihnya, bliau adalah orang tua korban, Bapak Senari asal Malang Jawa Timur. Menurut keterangan bliau ayah korban, anaknya selama tiga tahun di Negara Hongkong, korban sering berkomunikasi sama pihak keluarga bahkan sangat lancar, setelah masuk ke tahun dua ribu empat, korban sama sekali tidak pernah menghubungi keluarga sampai tahun 2009;

Sehingga keluarga sangat cemas bagaimana sekarang keadaan anaknya yang ada di Negara Penempatan. Orang tua korban sudah mencoba mendatangi pihak PJTKI yang bersangkutan, ternyata sampai sekarang belum ada realisasi, kemudian kami mencoba mendampingi bliau, kemudian kami menfollow-up, kebeberapa pihak, tetapi hasilnya sama saja, tepat pada tanggal 28 Juli 2009 kami mencoba tanya-tanya ke beberapa teman di Hongkong yang terdaftar di yahoo dan facebook kami.

Kemudian kami sempat menanyakan dan mengirim foto-foto korban ke beberapa teman di hongkong, selama durasi satu bulan pun teman-teman kami tidak mengetahui keberadaanya, kemudian salah satu teman di facebook asli orang Malang Jawa Timur, bliau adalah Eko Rahayu orang yang sangat lama bekerja disana, menyarankan kami, agar masalah ini disampaikan ke salah satu temannya, dia adalah seorang Jurnalis Apakabar Indonesia yang berjejaring di Hongkong, pada saat itu Mbak Eko lah yang menghubungi Jurnalis tersebut.

Pada akhirnya setelah menghubungi Jurnalis itu, kemudian Mbak Eko Rahayu mengabari kami, karena Mbak Eko masih di Hongkong kami dikabari melalui media telpon. Kemudia bliau memberikan nomor kantak jurnalis itu, agar kami bisa menghubungi dan berkenalan. Akan tetapi Mbak Eko saat itu sudah menjelaskan semuanya kepadanya, sehingga watu itu kami hanya menyambung kata. Akhirnya kami dimintai alamat lengkap korban dan kronologi permaslahan kata Jurnalis itu untuk dipelajari, saat itu jugak saya mintak alamat email bliau dan saya kirim kronologinya.

Seminggu kemudian tepat pukul 15:00 Wib, pada saat itu kami lupa tidak mencatat tanggalnya, Jurnalis itu mendatangi Rumah Bapak Senari yang ada di Desa Bedali Kec. Gondanglegi – Malang, untuk mewawancarai kedua orang tua korban, dan sambil foto-foto kedua orang tuanya dan nomor telpon yang bisa dihubungi untuk bahan yang akan di naikan ke Media nanti, setelahnya Jurnalis itu menghubungi kami, tapi sayang sekali kami tidak bisa menemui bliau pada waktu itu hujan dan petir di kota Malang sangat luar biasa, karena jarak tempuh dari rumah kami ke rumah korban lumayan jauh, akhirnya sama-sama menyadari kalau harinya tidak mendukung dan bliau memilih pulang.

Sepuluh hari kemudian, banyak sekali telpon masuk, telpon itu dari Hongkong ngaku-ngaku korban, ada yang mengimformasikan kalau korban sudah menikah, ada yang bilang korban punya anak satu sekarang hamil lagi kata orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut. Kemudian keluarga menghubungi kami agar kami kerumah korban, kemudian saya mendatangi kerumahnya, kami khawatir ada hal –hal yang sifatnya urgent saat itu, kami jugak panik karena nada suara telpon keluarga korban gak kayak biasanya. Setelah saya sampai dirumah korban, keluarganya nangis-nangis ke kami, karena mendengar informasi dari oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Kemudian kami mencoba agar situasinya kondusif, kami memberikan arahan kepihak keluarga, kalau sekiranya ada kontak lagi dari Hongkong siapapun dia jangan mudah langsung percaya, saya menyarankan, kebiasaan korban sebelum berangkat ke Hongkong apa saja, kami menyarankan memancing omongan oknum itu, kalau sesuai dengan kebiasaan barulah percaya kalau tidak diabaikan saja.

Akhirnya keluarga mengikuti apa yang kami ungkapkan, setelah satu bulan kemudian ada kontak lagi dari Hongkong, dia betul-betul korban, dia adalah Wahyuni anak yang empat tahun hilang tidak ada kabar, karena keluarga masih memegang omongan kami, dia memancing pembicaraan, kemudian disuara telepon itu, menanyakan adik-adiknya, kaka-kakakya, sepupunya, dan seorang laki-laki yang mau menikahinya, lah disitulah keluarga mulai percaya kalau dia adalah anaknya wahyuni yang selama ini tidak ada kabar sama sekali.

Kemudian dengan haru keluarga sambil menangis dan mengabari saya jugak sambil terharu, kami disuruh kerumahnya, kemudian saya mendatangi rumah korban, bapaknya, ibuknya, kakak dan adiknya, merangkul kami sambil menangis terharu kalau anaknya sudah menghubungi, sejak saat itulah korban sering menghubungi keluarga bahkan tiap minggu sampai sekarang, akhirnnya kami jugak menghubungi Jurnalis dam Mbak Eko Rahayu itu mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, bliaulah yang membantu kami sehingga korban ditemukan keberadaannya. Setelah itu kami galih ternyata korban ada di Macau bukan di Hongkong. Yang kami sayangkan sampai saat ini, kami belum pernah bertatap muka dengan Jurnalis tersebut.

Demikian informasi dari kami Sumber . (AR)

No comments:

Post a Comment